Selasa, 03 Maret 2015
Selasa, 03 Februari 2015
Fakta Aneh 10 Ilmuwan Paling Jenius dan `Gila`di Dunia
1. "Perang Fosil"
Selama era demam dinosaurus di akhir 1800-an dan awal 1900-an, dua pria bersaing sengit untuk mengungguli satu sama lain dalam hal mendapatkan fosil makhluk purba itu.
Dua orang itu adalah Othniel Charles Marsh paleontolog dari Peabody Museum di Yale University. Lawannya adalah Edward Drinker Cope dari Academy of Natural Sciences, Philadelphia.
Awalnya hubungan mereka damai, lama-lama saling benci dan bersaing sengit. Sampai-sampai Mars menyuap penjaga lubang fosil untuk mengalihkan jalan lawannya dari potensi temuan. Dalam sebuah ekspedisi Mars juga mengirimkan mata-mata di tim Cope.
Rumor bahkan berembus, mereka memasang dinamit di lokasi temuan fosil, mencegah keberhasilan lawan. Selama bertahun-tahun, keduanya saling menghina dan melecehkan temuan yang lain di artikel ilmiah. Juga saling tuduh di surat kabar.
Bagaimanapun, keduanya berkontribusi besar dalam bidang paleontologi: dengan dinosaurus ikonik yang mereka temukan. Stegosaurus, Triceratops, Diplodocus, dan Apatosaurus berhasil diekskavasi berkat jasa mereka.
2.
Matematikawan dan insinyur listrik asal Inggris, Oliver Heaviside, mengembangkan teknik matematika yang kompleks untuk menganalisa sirkuit listrik dan memecahkan persamaan diferensial.
Namun, ilmuwan otodidak jenius itu dijuluki 'orang aneh nomor wahid' oleh salah satu temannya. Bagaimana tidak? Sang ilmuwan menjejali rumahnya dengan balok granit raksasa, mencat kukunya dengan warna pink cerah, padahal ia lelaki tulen. Heaviside hanya minum susu selama berhari-hari dan mungkin menderita hypergraphia -- kondisi otak yang menyebabkan dorongan yang sangat kuat untuk menulis.
3. Pembuat Bom Atom yang Suka Iseng
Richard Feynman adalah salah satu fisikawan paling produktif dan terkenal dari abad ke-20. Terutama kaitannya dengan Manhattan Project -- upaya amat rahasia yang dilakukan Amerika Serikat untuk membuat bom atom.
Namun, ia juga iseng dan punya reputasi sebagai pembuat onar. Saat bosan dengan proyek yang dikerjakannya di Los Amos, Feynman dilaporkan menghabiskan waktu luangnya membongkar gembok dan membobol brankas orang -- bukan uang atau harta benda tujuannya, tapi untuk menunjukkan betapa mudahnya sebuah sistem diretas.
Dan, bukan itu saja petualangannya. Saat mengembangkan teori elektrodinamika kuantum -- yang mengantarnya meraih Nobel -- ia dilaporkan sering bergaul dengan para gadis penari Las Vegas, sempat-sempatnya belajar sampai jadi ahli Bahasa Maya, belajar nyanyian tenggorokan khas Tuva, dan menjelaskan bagaimana segel karet cincin O (O-ring) memicu ledakan pesawat luar angkasa Challenger pada 1986.
4. Matematikawan Gelandangan
Paul Erdos adalah matematikawan asal Hungaria yang menghasilkan banyak teori penting. Saking berdedikasinya pada pekerjaan, ia tidak pernah menikah, tak punya rumah, hidup dengan menenteng koper, dan sering muncul di depan pintu rumah rekan- rekannya tanpa pemberitahuan. Untuk menumpang tinggal. "Otakku sangat terbuka," kata dia beralasan.
Setelah dapat tumpangan, ia akan menyelesaikan sebuah masalah matematika, 1 sampai 2 hari, sebelum akhirnya pindah ke tempat lain.
Dalam 2 tahun, ia menenggak kopi, minum pil kafein, dan amfetamin, demi tetap terjaga untuk berkutat dalam matematika selama 19 sampai 20 jam sehari. Berkat pikirannya yang fokus, segala upayanya terbayar. Ia mempublikasikan 1.500 makalah penting. Ia juga punya "bilangan Erdos" -- yang menentukan seberapa dekat seseorang atau kontribusinya dengan karya ilmiahnya.
Bilangan Erdos 1 untuk 458 kolaborator dalam karya ilmiahnya. Sementara Erdos 2 untuk seseorang yang berkolaborasi dengan orang yang punya bilangan Erdos 1, dan seterusnya.
5. Dokumentasi Kematian
Arsitek sekaligus ilmuwan, Buckminster Fuller, menghasilkan karya yang paling terkenal berupa kubah geodesik, model kota futuristik, dan mobil yang dinamakan Dymaxion pada tahun 1930-an.
Namun Fuller adalah orang yang eksentrik. Dia memakai tiga jam tangan sekaligus untuk menunjukkan waktu berdasarkan zona waktu berbeda, saat terbang ke luar negeri.
Selama bertahun-tahun, ia hanya tidur 2 jam sehari, yang sebut sebagai cara tidur 'Dymaxion' -- tapi akhirnya ia menyerah karena teman-temannya sesama ilmuwan bisa melakukan yang lebih gila: tidak tidur sama sekali.
Fuller juga menghabiskan banyak waktu untuk menulis kronik hidupnya. Dari tahun 1915 sampai kematiannya pada 1983, ia menulis buku harian hidupnya yang selalu ia perbarui setiap 15 menit, kok sempat?. Hasilnya adalah tumpukan catatan yang disebut Dymaxion chronofiles, tingginya 82 meter dan hingga kini tersimpan di Stanford University.
6. Tak Tahu Bahwa Otak Manusia Terbatas
Fisikawan Robert Oppenheimer adalah seorang polimatik (polymaths) -- kompeten dalam berbagai bidang. Ia fasih 8 bahasa, punya ketertarikan terhadap banyak hal: puisi, linguistik, dan filsafat.
Akibatnya, Oppenheimer seringkali ia tak bisa memahami keterbatasan orang lain.
Ini salah satu contohnya: pada 1931 ia meminta koleganya di University of California Berkeley, Leo Nedelsky untuk mempersiapkan bahan kuliah untuknya. Menurutnya, itu pekerjaan mudah, karena Nedelsky hanya perlu merujuk pada buku yang ia berikan. Pokoknya, semua ada di sana!
Namun, koleganya pusing bukan kepalang. Sebab, buku yang diberikan Oppenheimer dalam Bahasa Belanda.
Lalu apa respon Oppenheimer? Dengan nada tak percaya, ia menjawab, "Bahasa Belanda dalam buku itu gampang dipahami kok!"
7. Profesor Linglung
Werner Heisenberg adalah salah satu fisikawan teoritis klasik paling brilian. Pemenang Penghargaan Nobel dalam Fisika 1932. Pada 1927, ilmuwan Jerman itu mengembangkan "teori ketidakpastian" mekanika matriks -- sistem matematika pada fisika atom yang amat rumit bagi kebanyakan orang.
Namun, jangan tanya soal hak-hal sepele. Heisenberg nyaris gagal dalam ujian doktoral karena nyaris tak tahu apapun soal teknik eksperimental. Saat seorang profesor yang skeptis di komite bertanya bagaimana baterai bekerja, ia sama sekali tidak tahu.
8. Terobsesi dengan Angka
Dalam dunia sains, Nikola Tesla bisa dikatakan sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa". Ia datang ke Amerika Serikat dari kampung halamannya di Serbia untuk bekerja dengan Thomas Edison -- membuat terobosan penting dalam penemuan radio, robotika dan listrik. Telsa bahkan menemukan bola lampu -- bukan Edison yang mahsyur dalam sejarah.
Namun Telsa tak hanya obsesif dalam bidang ilmu pengetahuan. Ia diduga menderita obsessive compulsive disorder (OCD) -- tak bakal sudi menyentuh benda agak kotor, rambut, anting mutiara, atau apapun yang bentuknya bulat.
Ia juga terobsesi dengan bilangan 3 -- selalu berjalan tiga kali mengelilingi sebuah bangunan sebelum memasukinya.
Setiap makan, ia akan menggunakan persis 18 serbet untuk menggosok peralatan makan sampai bersinar . Baru ia menggunakannya.
9. Ilmuwan Liar
Astronom Abad ke-16 asal Denmark, Tycho Brahe terkenal sebagai bangsawan eksentrik, hidup maupun mati. Ia kehilangan hidungnya dalam duel di universitas dan menggunakan hidung tiruan dari logam-- satu untuk selamanya.
Ia suka pesta: punya pulau sendiri dan sering mengundang rekan-rekannya ke kastilnya untuk sebuah perburuan liar. Brahe memastikan tamu-tamunya melihat rusa kerdil yang ia pelihara, Jepp namanya, yang secara permanen hidup di bawah meja dan sering diberinya makan.
Namun, kecintaannya pada pesta pora mungkin jadi penyebab kematiannya. Dalam sebuah pesta di Praha, ia memaksa diri tetap duduk, meski luar biasa menahan dorongan buang air kecil. Alasannya, meninggalkan meja adalah pelanggaran etiket. Itu selalu dilakukannya.
Pilihannya itu berakibat fatal. Brahe menderita infeksi ginjal dan kandung kemihnya pecah 11 hari kemudian pada 1601.
10. Pokoknya Tidak untuk Kedelai!
Matematika Yunani Pythagoras berjasa besar dengan temuannya terkait ilmu dasar geometri, teorema Pythagoras.
Namun, sejumlah idenya terbukti salah. Misalnya, Pythagoras menganut filosofi vegetarianisme. Namun, salah satu pantangannya adalah larangan menyentuh, apalagi memakan kedelai.
Ironisnya, legenda menyebut, kedelai justru jadi penyebab kematiannya.
Suatu hari saat dikejar penyerang yang menyerbu rumahnya, tidak disebut apa alasannya. Pythagoras yang lari terjebak di muka sebuah ladang kedelai, di mana ia disebutkan memutuskan, lebih baik mati dari pada memasukinya. Dan benar, ia tewas di tangan penyerangnya. (Ein/Yus)
Selama era demam dinosaurus di akhir 1800-an dan awal 1900-an, dua pria bersaing sengit untuk mengungguli satu sama lain dalam hal mendapatkan fosil makhluk purba itu.
Dua orang itu adalah Othniel Charles Marsh paleontolog dari Peabody Museum di Yale University. Lawannya adalah Edward Drinker Cope dari Academy of Natural Sciences, Philadelphia.
Awalnya hubungan mereka damai, lama-lama saling benci dan bersaing sengit. Sampai-sampai Mars menyuap penjaga lubang fosil untuk mengalihkan jalan lawannya dari potensi temuan. Dalam sebuah ekspedisi Mars juga mengirimkan mata-mata di tim Cope.
Rumor bahkan berembus, mereka memasang dinamit di lokasi temuan fosil, mencegah keberhasilan lawan. Selama bertahun-tahun, keduanya saling menghina dan melecehkan temuan yang lain di artikel ilmiah. Juga saling tuduh di surat kabar.
Bagaimanapun, keduanya berkontribusi besar dalam bidang paleontologi: dengan dinosaurus ikonik yang mereka temukan. Stegosaurus, Triceratops, Diplodocus, dan Apatosaurus berhasil diekskavasi berkat jasa mereka.
2.
Cat
Kuku Pink Matematikawan dan insinyur listrik asal Inggris, Oliver Heaviside, mengembangkan teknik matematika yang kompleks untuk menganalisa sirkuit listrik dan memecahkan persamaan diferensial.
Namun, ilmuwan otodidak jenius itu dijuluki 'orang aneh nomor wahid' oleh salah satu temannya. Bagaimana tidak? Sang ilmuwan menjejali rumahnya dengan balok granit raksasa, mencat kukunya dengan warna pink cerah, padahal ia lelaki tulen. Heaviside hanya minum susu selama berhari-hari dan mungkin menderita hypergraphia -- kondisi otak yang menyebabkan dorongan yang sangat kuat untuk menulis.
3. Pembuat Bom Atom yang Suka Iseng
Richard Feynman adalah salah satu fisikawan paling produktif dan terkenal dari abad ke-20. Terutama kaitannya dengan Manhattan Project -- upaya amat rahasia yang dilakukan Amerika Serikat untuk membuat bom atom.
Namun, ia juga iseng dan punya reputasi sebagai pembuat onar. Saat bosan dengan proyek yang dikerjakannya di Los Amos, Feynman dilaporkan menghabiskan waktu luangnya membongkar gembok dan membobol brankas orang -- bukan uang atau harta benda tujuannya, tapi untuk menunjukkan betapa mudahnya sebuah sistem diretas.
Dan, bukan itu saja petualangannya. Saat mengembangkan teori elektrodinamika kuantum -- yang mengantarnya meraih Nobel -- ia dilaporkan sering bergaul dengan para gadis penari Las Vegas, sempat-sempatnya belajar sampai jadi ahli Bahasa Maya, belajar nyanyian tenggorokan khas Tuva, dan menjelaskan bagaimana segel karet cincin O (O-ring) memicu ledakan pesawat luar angkasa Challenger pada 1986.
4. Matematikawan Gelandangan
Paul Erdos adalah matematikawan asal Hungaria yang menghasilkan banyak teori penting. Saking berdedikasinya pada pekerjaan, ia tidak pernah menikah, tak punya rumah, hidup dengan menenteng koper, dan sering muncul di depan pintu rumah rekan- rekannya tanpa pemberitahuan. Untuk menumpang tinggal. "Otakku sangat terbuka," kata dia beralasan.
Setelah dapat tumpangan, ia akan menyelesaikan sebuah masalah matematika, 1 sampai 2 hari, sebelum akhirnya pindah ke tempat lain.
Dalam 2 tahun, ia menenggak kopi, minum pil kafein, dan amfetamin, demi tetap terjaga untuk berkutat dalam matematika selama 19 sampai 20 jam sehari. Berkat pikirannya yang fokus, segala upayanya terbayar. Ia mempublikasikan 1.500 makalah penting. Ia juga punya "bilangan Erdos" -- yang menentukan seberapa dekat seseorang atau kontribusinya dengan karya ilmiahnya.
Bilangan Erdos 1 untuk 458 kolaborator dalam karya ilmiahnya. Sementara Erdos 2 untuk seseorang yang berkolaborasi dengan orang yang punya bilangan Erdos 1, dan seterusnya.
5. Dokumentasi Kematian
Arsitek sekaligus ilmuwan, Buckminster Fuller, menghasilkan karya yang paling terkenal berupa kubah geodesik, model kota futuristik, dan mobil yang dinamakan Dymaxion pada tahun 1930-an.
Namun Fuller adalah orang yang eksentrik. Dia memakai tiga jam tangan sekaligus untuk menunjukkan waktu berdasarkan zona waktu berbeda, saat terbang ke luar negeri.
Selama bertahun-tahun, ia hanya tidur 2 jam sehari, yang sebut sebagai cara tidur 'Dymaxion' -- tapi akhirnya ia menyerah karena teman-temannya sesama ilmuwan bisa melakukan yang lebih gila: tidak tidur sama sekali.
Fuller juga menghabiskan banyak waktu untuk menulis kronik hidupnya. Dari tahun 1915 sampai kematiannya pada 1983, ia menulis buku harian hidupnya yang selalu ia perbarui setiap 15 menit, kok sempat?. Hasilnya adalah tumpukan catatan yang disebut Dymaxion chronofiles, tingginya 82 meter dan hingga kini tersimpan di Stanford University.
6. Tak Tahu Bahwa Otak Manusia Terbatas
Fisikawan Robert Oppenheimer adalah seorang polimatik (polymaths) -- kompeten dalam berbagai bidang. Ia fasih 8 bahasa, punya ketertarikan terhadap banyak hal: puisi, linguistik, dan filsafat.
Akibatnya, Oppenheimer seringkali ia tak bisa memahami keterbatasan orang lain.
Ini salah satu contohnya: pada 1931 ia meminta koleganya di University of California Berkeley, Leo Nedelsky untuk mempersiapkan bahan kuliah untuknya. Menurutnya, itu pekerjaan mudah, karena Nedelsky hanya perlu merujuk pada buku yang ia berikan. Pokoknya, semua ada di sana!
Namun, koleganya pusing bukan kepalang. Sebab, buku yang diberikan Oppenheimer dalam Bahasa Belanda.
Lalu apa respon Oppenheimer? Dengan nada tak percaya, ia menjawab, "Bahasa Belanda dalam buku itu gampang dipahami kok!"
7. Profesor Linglung
Werner Heisenberg adalah salah satu fisikawan teoritis klasik paling brilian. Pemenang Penghargaan Nobel dalam Fisika 1932. Pada 1927, ilmuwan Jerman itu mengembangkan "teori ketidakpastian" mekanika matriks -- sistem matematika pada fisika atom yang amat rumit bagi kebanyakan orang.
Namun, jangan tanya soal hak-hal sepele. Heisenberg nyaris gagal dalam ujian doktoral karena nyaris tak tahu apapun soal teknik eksperimental. Saat seorang profesor yang skeptis di komite bertanya bagaimana baterai bekerja, ia sama sekali tidak tahu.
8. Terobsesi dengan Angka
Dalam dunia sains, Nikola Tesla bisa dikatakan sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa". Ia datang ke Amerika Serikat dari kampung halamannya di Serbia untuk bekerja dengan Thomas Edison -- membuat terobosan penting dalam penemuan radio, robotika dan listrik. Telsa bahkan menemukan bola lampu -- bukan Edison yang mahsyur dalam sejarah.
Namun Telsa tak hanya obsesif dalam bidang ilmu pengetahuan. Ia diduga menderita obsessive compulsive disorder (OCD) -- tak bakal sudi menyentuh benda agak kotor, rambut, anting mutiara, atau apapun yang bentuknya bulat.
Ia juga terobsesi dengan bilangan 3 -- selalu berjalan tiga kali mengelilingi sebuah bangunan sebelum memasukinya.
Setiap makan, ia akan menggunakan persis 18 serbet untuk menggosok peralatan makan sampai bersinar . Baru ia menggunakannya.
9. Ilmuwan Liar
Astronom Abad ke-16 asal Denmark, Tycho Brahe terkenal sebagai bangsawan eksentrik, hidup maupun mati. Ia kehilangan hidungnya dalam duel di universitas dan menggunakan hidung tiruan dari logam-- satu untuk selamanya.
Ia suka pesta: punya pulau sendiri dan sering mengundang rekan-rekannya ke kastilnya untuk sebuah perburuan liar. Brahe memastikan tamu-tamunya melihat rusa kerdil yang ia pelihara, Jepp namanya, yang secara permanen hidup di bawah meja dan sering diberinya makan.
Namun, kecintaannya pada pesta pora mungkin jadi penyebab kematiannya. Dalam sebuah pesta di Praha, ia memaksa diri tetap duduk, meski luar biasa menahan dorongan buang air kecil. Alasannya, meninggalkan meja adalah pelanggaran etiket. Itu selalu dilakukannya.
Pilihannya itu berakibat fatal. Brahe menderita infeksi ginjal dan kandung kemihnya pecah 11 hari kemudian pada 1601.
10. Pokoknya Tidak untuk Kedelai!
Matematika Yunani Pythagoras berjasa besar dengan temuannya terkait ilmu dasar geometri, teorema Pythagoras.
Namun, sejumlah idenya terbukti salah. Misalnya, Pythagoras menganut filosofi vegetarianisme. Namun, salah satu pantangannya adalah larangan menyentuh, apalagi memakan kedelai.
Ironisnya, legenda menyebut, kedelai justru jadi penyebab kematiannya.
Suatu hari saat dikejar penyerang yang menyerbu rumahnya, tidak disebut apa alasannya. Pythagoras yang lari terjebak di muka sebuah ladang kedelai, di mana ia disebutkan memutuskan, lebih baik mati dari pada memasukinya. Dan benar, ia tewas di tangan penyerangnya. (Ein/Yus)
Selasa, 20 Januari 2015
Langganan:
Postingan (Atom)